INDAHNYA MASA KECILKU - CERPEN

Surabaya adalah kota kelahiranku. Masa kecilku kuhabiskan di daerah yang bernama Jemur Andayani. Sejak TK aku mempunyai beberapa sahabat yang masih bertahan hingga sekarang. Selain satu sekolah di TK, kami juga satu sekolah di SD dan SMP. Sahabat-sahabatku berasal dari berbagai daerah. Selain satu sekolah kami juga bertetangga.

Mereka adalah Arom dari Surabaya, Lisa dari Banjarmasin, Reza dari Jakarta dan Loni dari Papua. Masa kecilku begitu menyenangkan bersama mereka. Kami sering bersepeda dan bermain bersama. Rute bersepeda kami tidak jauh dari rumah. Jika bersepeda tempat yang kami tuju adalah masjid yang disekelilingnya terdapat taman yang sangat indah.

Anginnya semilir, tempatnya luas dan udaranya sangat sejuk karena jauh dari polusi kendaraan.

Di teras depan masjid adalah tempat favorit kami biasa beristirahat setelah lelah bersepeda. Aku masih ingat, masing-masing dari kami membawa bekal minum sendiri-sendiri. Terkadang Reza juga sering mentraktir membelikan camilan dan minuman. Favoritku adalah susu ultra sedangkan teman-temanku coca cola dan fanta, maklumlah waktu itu minuman tersebut sedang hits. Setelah cukup beristirahat kami pulang dan main di rumah salah satu sahabatku.

Di rumah salah satu sahabatku kami bermain sepatu roda, namun ada juga sahabatku yang suka melihat acara TV Doraemon. Mainan Lisa paling lengkap sehingga kami suka sekali bermain kerumahnya. Jaman dulu yang paling kami tunggu-tunggu adalah ketika ibu sahabatku menghidangkan indomie dan es sirup.

Kami juga pernah pergi bersama-sama ke Kota Malang bersama ibu-ibu kami. Waktu itu tempat wisata yang kami tuju adalah air terjun Coban Rondo dan Sarinah Plaza. Di dalam mobil kami tidak bisa berhenti tertawa karena kami saling melontarkan candaan satu sama lain sampai ibu-ibu kami menyuruh kami berhenti menggoda satu sama lain. Di Sarinah Plaza kami juga kompak membeli kaca mata hitam hanya untuk bergaya. Malu, kalau mengingat waktu itu tapi hal itu justru suatu kenangan lucu yang tak terlupakan. Pada suatu waktu ternyata Reza harus pindah ke kota lain mengikuti orangtuanya. Sehingga kami tersisa 3 orang. Akan tetapi kami tetap kompak karena kami sering satu kelas. Kalau Arom pergi ke Bali, dia juga tak lupa membawakan oleh-oleh mug untukku dan sahabatku lainnya. Begitu pun Lisa, dia sering membawakan oleh-oleh khas Banjarmasin. Tidak hanya kami bertiga yang bersahabat namun ibu-ibu kami juga bersahabat. Kemana-mana kami selalu pergi bersama-sama.

Setiap acara malam tahun baru kami juga selalu bergantian menginap di rumah salah satu sahabatku. Di sana ada banyak teman-teman lain yang juga datang untuk merayakan malam tahun baru bersama. Kami bermain kembang api, bernyanyi bersama dan main petak umpet. Bahkan ada salah satu temanku yang menakut-nakuti dengan menjadi hantu sehingga kami semua ketakutan dan berlarian ke jalan. Seru sekali.

Aku dan sahabatku tidak hanya bermain tapi juga belajar bersama seperti les mengaji dan les bahasa Inggris. Kami juga sering ke masjid dekat rumah untuk sholat berjamaah.

Bahkan pada saat acara lomba 17 Agustusan kami mengikuti lomba fashion show tingkat RW. Selain itu kami juga mengadakan olah raga bersama seperti senam aerobic yang diadakan di rumah Lisa dan memanggil guru senam. Aku dan sahabat-sahabatku banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat bersama-sama Aku juga masih ingat, kami sering bertukar hadiah seperti boneka, kertas surat, perangko (filateli) dan souvenir pernikahan, sangat terkenal di jamannya. Perangko-perangko milikku lengkap dari berbagai negara. Bahkan aku mengoleksi perangko bergambar Bapak Suharto sejak beliau masih muda. Selain itu juga ada perangko bergambar presiden pertama RI Bapak Soekarno dan perangko bergambar kepala-kepala negara dari negara lain. Sampai sekarang baik kertas surat, perangko, boneka dan souvenir pernikahan masih kusimpan dengan rapi di rumah Surabaya.

Sedangkan di sekolah aku dan teman-teman sangat menyukai permainan bekelan dan lompat tali. Jaman kecil dulu lantai disekolah masih yang bertekstur kasar dan berwarna abu-abu sehingga setelah bermain bekelan tangan menjadi pedih dan lecet. Namun hal tersebut tidak membuat kami berhenti bermain bekelan. Selain bekelan, dalam permainan lompat tali kami juga membuat tali karet dari karet gelang yang dikaitkan antara karet yang satu dengan karet lainnya bersama-sama. Lompat tali juga biasa disebut putar bumi adalah permainan yang bisa membuat tubuh menjadi sehat dan bugar karena tali karet diputar setinggi-tingginya dan pemainnya melompat mengikuti ayunan tali karet yang diayun oleh 2 orang.

Tidak hanya di sekolah dan di lingkungan perumahan Jemur Andayani, di dalam keluarga, masa kecilku juga sangat menyenangkan karena ayahku sering mengajakku pulang ke rumah kakek dan nenek di desa Sumberingin Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Di rumah kakekku kebunnya sangat luas dan kamarnya juga banyak. Di kebunnya, kakekku menanam pohon jati sehingga banyak orang yang datang untuk mengambil daun-daun jati yang berguguran. Daun jati tersebut biasanya digunakan sebagai alas pembungkus makanan. Setiap sore aku dan kakakku menunggu truk pembawa tebu yang lewat, bila ada tebu yang jatuh kami berlari mengambilnya. Lalu tebu-tebu yang jatuh tadi kami makan bersama-sama.

Aku juga pernah diajak ayah ke Panggul Trenggalek tepatnya di pantai Prigi. Disana banyak terdapat ikan buntalan. Ikan itu berubah bentuk seperti balon jika merasa terancam. Duri-duri panjang yang menutupi tubuhnya yang beracun jika disentuh. Setiap ekor ikan bahkan memiliki cukup toksin untuk membunuh 30 manusia dewasa.

Ayahku bekerja sebagai dokter dan dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Apabila ada acara-acara dikantornya seperti acara symposium dan workshop di luar kota, ayahku sering mengajakku bepergian. Salah satunya adalah Gunung Bromo. Aku, ibu dan ayahku terhitung sudah 3 kali kami kesana. Udara disana sangat dingin sekali. Disana aku juga naik ke kawah Gunung Bromo melewati gurun pasirnya dengan mengendarai jeep hartop dan untuk ke kawah Bromo kami harus menunggangi kuda diantar teman ayahku sementara ayahku menunggu di bawah karena tidak kuat kalau harus berjalan jauh. Disana yang menjadi favoritku adalah pemandangannya yang luar biasa indah dan tumbuhnya bunga edelweiss yaitu bunga abadi yang tidak dapat layu. Bunga tersebut adalah bunga langka yang dilindungi oleh pemerintah.

Pernah juga kantor ayahku mengadakan acara di kota Bondowoso. Kebetulan di sana aku punya saudara yang bertempat tinggal di perumahan Kampung Arab. Bondowoso kotanya kecil, jajanannya cenderung manis seperti tape, jenang dan suwar suwir. Siang hari setelah acara kantor ayahku selesai, kami jalan-jalan ke museum kereta api. Di Bondowoso terdapat salah satu dari 3 gerbong maut yang pernah digunakan Belanda untuk menyiksa para tahanan dari Indonesia yang akan dipindahkan ke penjara Bubutan Surabaya. Menurut cerita saudaraku, 46 dari 100 tahanan yang dimasukkan ke dalam gerbong meninggal dunia karena kekurangan oksigen dan dibiarkan kelaparan selama 16 jam perjalanan.

Selain bepergian ke kota-kota lain, ayahku juga sering mengajakku mengunjungi tempat-tempat transportasi di Surabaya, yaitu ke Tanjung Perak dan Bandara Juanda. Di Tanjung Perak ayahku menunjukkan bermacam-macam kapal laut seperti Joko Tole, Putri Koneng, dan kapal-kapal lain. Kami bahkan juga naik kapal Joko Tole menuju kota Madura. Sedangkan di Bandara Juanda, ayahku menunjukkan pesawat yang akan mendarat dan yang akan terbang. Tidak seperti ketika melihat dari bawah, ternyata dari dekat pesawat-pesawat itu sangat besar dan suaranya sangat memekakkan telinga. Jaman aku masih kecil maskapai penerbangan yang terkenal adalah Garuda Indonesia dan Merpati Airlines.

Ayahku dulu juga sering mengajakku ke kantornya di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Di sana aku sering melihat hewan-hewan yang akan digunakan untuk penelitian, ada kelinci, tikus dan kucing. Hewan-hewan itu diletakkan di dalam kandang di sebelah laboratorium. Di dalam laboratorium aku melihat banyak sekali alat-alat kedokteran, semacam patung peraga, alat-alat untuk kesehatan dan alat-alat penelitian. Terkadang aku juga ikut ayahku pada saat beliau mengajar mahasiswanya. Semua pengalamanku tersebut sangat menyenangkan dan tidak akan pernah terlupakan.

Pada tahun 1991 saat usiaku 9 tahun ayahku meninggal dunia karena sakit batu ginjal. Setelah ayahku meninggal dunia, aku masih sering diajak kakak-kakakku bepergian keluar kota untuk meneruskan hobby ayahku bepergian (travelling). Aku sering sekali ke rumah kakakku di Yogyakarta. Sesampainya disana bersama keponakan, kami juga ke Magelang dan Semarang. Magelang kota kecil yang sangat sejuk. Ada banyak makanan yang aku sukai seperti getuk trio, jenang Ny. Week, sop senerek dan kupat tahu. Tempat wisata yang terkenal waktu itu adalah Taman Kyai Langgeng. Tempatnya sejuk dan asri. Sedangkan air terjun yang beberapa kali aku kunjungi ketika di Magelang adalah air terjun Kaliurang, airnya segar dan jernih.

Ibuku juga sering mengajakku pergi kerumah saudara di Kediri, dan Solo. Karena Ibuku berasal dari Solo maka beliau hafal sekali jalan-jalan di kota tersebut. Di Solo aku suka jalan-jalan di Taman Sriwedari karena disana sering ada acara pasar malam. Makanan di Solo enak-enak seperti serabi solo, wedang ronde asle khas Solo, timlo, tengkleng dan selat solo kesukaanku. Di Solo kami juga mampir ke kebun binatang Jurug, kampung batik Kauman dan pasar Triwindu.

Sampai sekarang aku masih terbawa hobby ayahku yaitu travelling atau bepergian. Karena dengan bepergian ke berbagai tempat akan menunjukkan pada kita bahwa betapa Allah Maha Indah telah menciptakan berbagai macam keindahan alam di muka bumi ini. Dan sekarang aku pun menularkan hobbyku ini kepada anak-anakku agar mereka menjadi manusia yang pandai mensyukuri keindahan ciptaan Allah Yang Maha Kuasa dan agar mereka mengenal tentang berbagai hal dari berbagai daerah yang bermanfaat dalam kehidupan ini. Betapa masa kecilku sangat indah dan mengasyikkan, aku tidak hanya mempunyai sahabat-sahabat yang baik dan tidak membosankan namun juga mendapatkan pengalaman dan kesempatan bepergian mengunjungi tempat-tempat yang indah dan mengenal keanekaragaman berbagai daerah bersama ayah, ibu dan kakak-kakakku.

oleh : Bunda Davi

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

0 comments:

Posting Komentar