Pencernaan makanan terbagi atas dua macam, yaitu pencernaan mekanis dan
pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanis terjadi ketika makanan dikunyah,
dicampur, dan diremas. Pencernaan mekanis salah satu contohnya terjadi di dalam
mulut yaitu pada saat makanan dihancurkan oleh gigi. Pada pencernaan kimiawi,
terjadi reaksi kimia yang menguraikan molekul
besar makanan menjadi
molekul yang lebih kecil. Pencernaan kimiawi pada proses pencernaan biasanya dilakukan
dan dibantu oleh enzim-enzim pencernaan, seperti enzim amilase
pada mulut. Perhatikan Gambar berikut!
Organ Pencernaan Utama
Sistem pencernaan manusia terdiri atas organ
utama berupa saluran pencernaan dan organ aksesori (tambahan). Saluran
pencernaan merupakan saluran yang dilalui bahan makanan yang dimulai dari
mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan berakhir di
anus. Perhatikan Gambar berikut!
Lidah, gigi, kelenjar air ludah (kelenjar saliva), hati, kantung empedu,
dan pankreas merupakan organ aksesori yang membantu pencernaan mekanis dan
kimiawi. Kelenjar pencernaan adalah organ aksesori yang mengeluarkan enzim
untuk membantu mencerna makanan.
Untuk lebih jelasnya akan kamu pelajari sistem pencernaan yang meliputi saluran
pencernaan dan organ aksesori antara lain sebagai berikut.
Mulut
Di dalam mulut, terdapat gigi,
lidah, dan kelenjar air liur (saliva). Air liur mengandung mukosa atau lendir,
senyawa yang berfungsi sebagai anti
bakteri, dan enzim amilase atau dikenal dengan enzim ptialin. Enzim ini akan memecah molekul amilum
menjadi molekul maltosa. Di dalam mulut terjadi pencernaan makanan secara
mekanis dan kimiawi.
Kerongkongan (Esofagus)
Setelah melalui rongga
mulut, makanan yang berbentuk bolus akan
masuk ke dalam tekak (faring).
Faring adalah saluran
yang memanjang dari bagian
belakang ronggamulut
sampai ke permukaan kerongkongan (esofagus). Pada pangkal faring terdapat katup
pernapasan yang disebut epiglotis. Epiglotis berfungsi untuk menutup
ujung saluran pernapasan (laring) agar makanan tidak
masuk ke saluran
pernapasan. Setelah melalui faring,
bolus menuju ke esofagus (kerongkongan). Otot kerongkongan berkontraksi sehingga menimbulkan gerakan
meremas yang mendorong bolus
ke dalam lambung.
Gerakan otot kerongkongan ini disebut gerakan peristaltik.
Perhatikan Gambar berikut!
Lambung
Di dalam lambung terjadi
pencernaan mekanis dan kimiawi. Secara mekanis otot lambung berkontraksi mengaduk-
aduk bolus. Secara kimiawi bolus tercampur dengan getah lambung. Getah
lambung mengandung, asam klorida (HCl),
enzim pepsin, dan enzim renin.
- HCl berfungsi untuk menjadikan ruangan dalam lambung bersifat asam (pH 1-3) sehingga dapat membunuh kuman yang masuk bersama makanan.
- Enzim pepsin akan menghidrolisis(memecah) protein menjadi pepton (campuran dari polipeptida dan asam amino).
- Enzim renin akan mengendapkan protein kasein yang terdapat dalam susu.
Setelah
melalui proses pencernaan selama 2-4 jam di dalam lambung, bolus menjadi bahan
kekuningan yang disebut kimus (bubur usus). Kimus akan masuk sedikit demi
sedikit ke dalam usus dua belas jari. Pengaturan ini dibantu oleh adanya
sfingter, yaitu otot-otot yang tersusun melingkar antara lambung
dan usus dua belas jari.
Usus Halus
Usus halus
terdiri atas tiga bagian yaitu,
usus 12 jari (duodenum) dengan
panjang sekitar 0,25 meter, usus tengah (jejunum) dengan
panjang sekitar 7 meter, dan usus penyerapan (ileum) dengan panjang
sekitar 1 meter. Dalam usus halus terjadi pencernaan secara kimiawi saja. Pada
duodenum terdapat saluran yang terhubung dengan kantung empedu dan pankreas.
Getah pankreas mengandung enzim lipase, amilase, dan tripsin.
- Enzim lipase akan mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
- Enzim Amilase akan mencerna amilum menjadi maltosa.
- Enzim Tripsin akan
mencerna protein menjadi polipeptida.
Getah empedu yang dihasilkan hati akan
mengemulsikan lemak yakni membuat lemak agar larut dalam air
Pencernaan makanan dilanjutkan
di jejunum. Pada bagian ini terjadi pencernaan terakhir sebelum zat-zat makanan
diserap. Zat-zat makanan setelah melalui jejunum menjadi bentuk yang siap
diserap.
Penyerapan zat-zat makanan
terjadi di ileum. Glukosa,
vitamin yang larut dalam air,
asam amino, dan mineral setelah diserap oleh vili usus halus akan dibawa oleh
darah menuju hati dan diedarkan ke
seluruh tubuh. Glukosa dalam hati selanjutnya disimpan dalam bentuk glikogen.
Asam lemak, gliserol, dan vitamin yang larut dalam lemak setelah diserap oleh
vili usus halus akan dibawa oleh pembuluh getah bening menuju hati, kemudian
disimpan dalam jaringan lemak.
Struktur usus manusia memiliki lipatan-lipatan,
baik bagian luar maupun bagian dalam, yang berfungsi untuk memperluas bidang
penyerapan. Perhatikan Gambar berikut!Semakin luas bidang
permukaan bagian dalam usus, semakin banyak vili yang terdapat akan menyebabkan
proses penyerapan yang terjadi juga akan
semakin efektif. Maha Suci Tuhan yang telah merancang struktur usus halus seperti
itu. Bayangkan apabila struktur usus datar, maka penyerapannya juga tidak
efektif dan membutuhkan waktu yang sangat lama, akibatnya kita akan kekurangan
pasokan nutrisi.
Usus Besar
Usus besar atau kolon memiliki
panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon asendens
(naik), kolon transversum (mendatar),
dan kolon desendens (menurun) dan
berakhir pada anus. Di antara usus halus dan
usus besar terdapat
usus buntu (sekum).
Perhatikan Gambar 4.17! Pada ujung sekum terdapat tonjolan
kecil yang disebut umbai cacing (apendiks) yang berisi massa sel darah putih
yang berperan dalam imunitas.
Bahan makanan yang sampai pada usus besar dapat
dikatakan sebagai zat-zat sisa. Zat-zat
sisa berada dalam
usus besar selama 1 sampai 4 hari. Zat sisa tersebut
terdiri atas sejumlah
besar air dan bahan makanan yang tidak dapat tercerna, misalnya selulosa. Usus besar
berfungsi mengatur kadar air pada
sisa makanan. Bila kadar air pada sisa makanan terlalu banyak, maka dinding
usus besar akan menyerap kelebihan air tersebut. Sebaliknya bila sisa makanan
kekurangan air, maka dinding usus
besar akan mengeluarkan air dan mengirimnya ke sisa makanan. Di dalam usus
besar terdapat banyak sekali bakteri Escherichia coli yang membantu membusukkan sisa-sisa makanan
tersebut. Bakteri Escherichia coli mampu
membentuk vitamin K dan B12.
Sisa makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang berbau
disebut tinja (feses) dan dikeluarkan melalui anus.
Organ Pencernaan Tambahan
Terdapat tiga organ pencernaan
tambahan yaitu hati, kantung empedu, dan pankreas. Perhatikan Gambar berikut!
Hati berperan dalam proses detoksifikasi.
Ketika dalam darah terkandung beberapa zat yang berbahaya dan bersifat racun
maka hati akan menetralisir racun tersebut sehingga tidak berbahaya bagi tubuh. Hati
merupakan organ penyimpanan. Hati akan memindahkan zat besi (Fe) dan vitamin A, D, E, K, dan B12 dari darah dan
menyimpannya. Hati juga berperan
dalam menjaga keseimbangan kadar glukosa darah. Ketika kadar glukosa dalam darah
rendah, hati akan melepaskan glukosa dengan cara memecah glikogen. Bahkan,
jika dibutuhkan hati akan mengubah
gliserol, asam lemak, dan asam amino menjadi glukosa. Selain itu, hati juga
mengatur kadar kolesterol dalam darah. Kolesterol akan diubah menjadi
asam kolik (cholic acid) yang berfungsi untuk
mengemulsi lemak. Sel-sel hati akan mengeluarkan getah yang mengandung
kolesterol, asam kolik, garam empedu, lesitin, bilirubin, dan elektrolit. Getah
ini disebut dengan getah empedu.
Kantung
empedu merupakan organ yang berada di bawah hati. Kantung ini akan menyimpan
getah empedu yang dihasilkan oleh hati. Getah empedu berwarna kuning kehijauan
karena mengandung pigmen bilirubin. Bilirubin merupakan pigmen yang terbentuk
dari pemecahan hemoglobin. Getah
empedu akan dikeluarkan ke usus halus dan berperan dalam mengemulsi lemak. Dengan demikian,
lemak akan terpecah menjadi
butiran-butiran kecil sehingga lebih mudah dicerna oleh enzim pencernaan dan
melanjutkan proses pemecahan hingga dapat diserap oleh tubuh.
Pankreas
merupakan organ yang berada di balik perut di belakang lambung. Sel-sel pada
pankreas akan menghasilkan carian pankreas, yang akan masuk ke dalam duodenum
melalui saluran pankreas.
Getah pankreas mengandung sodium bikarbonat (NaHCO3) dan enzim- enzim
pencernaan yang berperan dalam pemecahan karbohidrat, protein, dan lemak.
Pankreas juga merupakan kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon
insulin. Hormon insulin
ini berfungsi mengatur proses pengubahan glukosa dalam darah menjadi
glikogen yang disimpan
dalam hati. Adanya hormon insulin inilah yang mengontrol keseimbangan jumlah
glukosa dalam darah. Apabila terjadi gangguan dalam produksi insulin maka dapat
mengakibatkan penyakit diabetes.
0 comments:
Posting Komentar